
Gerakan Seniman Masuk Sekolah, Oase di Tengah Padatnya Jam Belajar Siswa – Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) menemukan respon positif sekolah. Kegiatan diinisiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dinyatakan mampu menambah potensi kesenian yang dipunyai siswa.
Hal itu diungkapkan Guru Kesenian SMKN 1 Cimahi, Siti Nur Fuadiyah. Dia menuliskan semenjak GSMS berlangsung pada Agustus lalu, potensi murid di bidang kesenian mulai tampak dan terasah.
“Potensi anak-anak jadi terlihat, meskipun jurusan yang mereka geluti tersebut kebanyak teknik, tetapi mereka pun memiliki keterampilan di bidang seni,” ucap Siti seperti dikutip dari laman Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar).
Seni tidak cukup pendalaman
Berdasarkan keterangan dari Siti, sebab tolak ukur murid sekolah menengah kejuruan disaksikan dari keterampilan di jurusan yang mereka tekuni, maka mata latihan kesenian tidak telalu diperdalam. ”Kebanyakan jurusan di sini teknik, jadi guna kesenian tidak terlampau didalami,” ucapnya.
Namun, tersebut tak menyurutkan motivasi siswa yang memang mempunyai potensi. Salah satunya Aldi. Aldi menyatakan beruntung sebab mampu mengasah keterampilan seni peran yang pernah ia pelajari ketika sekolah dasar.
“Jadi dapat nostalgia ketika dulu SD main drama, sebab dari dulu emang telah seneng ikut ke dunia drama,” tutur siswa ruang belajar XII Teknik Elektronika Komunikasi tersebut.
“Oase” di padatnya pelajaran
Dia pun berpendapat, pekerjaan kesenian dapat menjadi oase dari jam belajar di ruang belajar yang cukup padat. “Jadwal latihan padat masing-masing hari, jadi lewat pekerjaan ini, saya jadi punya lokasi untuk bersenang-senang,” ucap Aldi.
Seniman yang ditugaskan di SMKN 1 Cimahi, Hermana MHT menuliskan tertarik mengekor GSMS ini. “Saya hendak menularkan ilmu teater untuk mereka (siswa). Karena ditugaskan di SMKN 1 Cimahi, jadi saya tularkan untuk mereka,” tutur Hermana.
Seniman yang tergabung dalam Komunitas Seni Bandoengmooi itu mengapresasi semua siswa yang hendak sekali mengikuti seni teater meskipun mempunyai jam belajar panjang.
“Mereka punya keinginan ditengah-tengah pekerjaan di ruang belajar yang super sibuk, mereka tidak jarang kali antusasias dan mempunyai semangat yang hebat. Saya pun jadi ikut motivasi untuk melatih,” tutur Hermana.
Baca Selengkapnya: sekolahan.co.id/