
Indonesia Diperkirakan Paling Terdampak Oleh Revolusi Industri 4.0 – Teknologi, otomatisasi, dan disrupsi. Tiga kata ini dominan pada satu hal: lingkungan kerja masa depan yang sarat ketidakpastian.
World Economic Forum menebak dalam 4 tahun ke depan, 75 juta kegiatan akan berubah dan 133 juta kegiatan baru akan hadir sebagai hasil dari pertumbuhan teknologi.
Satu distrik yang bakal mengalami akibat besar dari evolusi ini ialah Asia Tenggara.
Seiring pertumbuhan teknologi, area ini ditebak akan mencoba berpindah dari kegiatan bidang pertanian ke kegiatan yang berfokus pada layanan dalam sejumlah tahun ke depan.
Berdasarkan keterangan dari laporan teranyar firma penelitian Oxford Economics dan perusahaan teknologi AS Cisco, transisi tersebut dapat menghasilkan evolusi 28 juta kegiatan baru dalam dasawarsa berikutnya.
Angka tersebut setara dengan selama 10 persen dari total warga yang bekerja di negara-negara itu: Indonesia , Malaysia , Filipina , Singapura , Thailand , dan Vietnam.
Yang pasti, pergeseran bakal mengarah pada timbulnya karier baru di industri yang sedang tumbuh. Tetapi tersebut juga akan mengakibatkan 6,6 juta orang kehilangan pekerjaan sebab tidak memiliki kemampuan yang diperlukan.
Dilansir dari CNBC Make It, presiden Cisco guna Asia Tenggara, Naveen Menon menyampaikan, “Ketika teknologi baru diterapkan, produktivitas bakal menurunkan ongkos produksi sampai-sampai akan menciptakan harga barang dan jasa turun. Ini akan menambah daya beli sehingga membuat lapangan kerja baru,” jelas Menon.
Lebih eksklusif lagi, industri ritel dan grosir, manufaktur, konstruksi dan transportasi akan tergolong dalam bidang kegiatan yang berkembang.
Sektor TI, finansial dan seni yang lebih kecil di kawasan tersebut juga bakal ikut bertumbuh.
“Sektor pertanian menyumbang selama 76 juta kegiatan di area ASEAN. Sepertiga dari mereka ialah buruh, yang pun adalahpekerjaan yang sangat rentan terhadap evolusi teknologi karena konsentrasi mereka pada tugas teratur dan usaha fisik,” laporan tersebut mencatat.
Dalam hal kehancuran regional, Indonesia, negara yang sangat padat penduduknya di distrik ini, ditebak akan mengalami akibat terbesar dari pengalihan pekerjaan. Dengan 9,5 juta pekerjaan, peringkatnya di atas Vietnam dan Thailand yang pun mempunyai tenaga kerja pertanian berketerampilan rendah.
Sebaliknya, Singapura dengan populasi relatif paling kecil, diduga paling siap dan sedang di “garis depan peradaban teknologi” sehingga sangat sedikit terdampak evolusi pekerjaan.
Karena itu, pergantian ini diinginkan akan merubah bagaimana sistem edukasi di negara ASEAN dalam mempersiapkan sumber daya insan menghadapi disrupsi teknologi dan gelombang besar pergantian pekerjaan.
Baca Selengkapnya: bahasainggris.co.id/