shadow

Kelas dan Jenis Batubara

Kelas dan Jenis Batubara

Berdasarkan proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas, dan waktu, umumnya batubara dibagi kedalam lima kelas yaitu:
a. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan. (luster) metalik. Mengandung antara 86 % – 98 % unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8 %
b. Bituminus mengandung 68 – 86 % Unsur karbon (c) dan berkadar air 8-10 % dari beratnya.
c. Subbituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air. Sehingga menjadi sumber panas yang kurang efisien dibanding dengan bituminus.
d. Lignit atau batubara cokelat adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35 – 75 % dari beratnya.
e. Gambut, berpori dan memiliki kadar air diatas 75 % serta nilai kalori yang paling rendah.

4. Pembentukan Batubara

Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan (Coalification).
Ada dua proses yang terjadi yaitu :

a. Tahap Diagenetik atau biokimia yaitu dimulai pada saat material tanaman terdeposisi, hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat oksidasi, dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.

b. Tahap malihan atau geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi biuminus, dan akhirnya antrasit.

5. Sumber Daya Batubara di Indonesia
Potensi sumber daya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di pulau kalimantan dan pulau sumatera. Batubara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang digunakan dalam industri. Dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat dari pada solar dengan perbandingan sebagai berikut: solar Rp. 0,74/kilokalori sedangkan batubara Rp. 0.09/kilokalori. Dari segi kuantitas, batubara merupakan cadangan energi fosil terpenting di Indonesia, Jumlahnya sangat melimpah, mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini cukup untuk memasak kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun kedepan.
Sayangnya Indonesia tidak mungkin membakar habis batubara dan mengubahnya menjadi energi listrik karena selain mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, Nox, dan CxHx, cara ini dinilai kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.

 

RECENT POSTS

Posted in:
Articles by:
Published: