Sosiologi dan Sosiologi Ekonomi dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan penggunaan kekuatan pemikiran, dimana pengetahuan tersebut selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan. pada hakikatnya, ilmu pengetahuan timbul karena adanya hasrat ingin tau dalam diri dan agar manusia lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan ini[9].
Secara umum, dikenal adanya empat kelompok ilmu pengetahuan [10] :
- Ilmu matematika.
- Ilmu pengetahuan alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam baik yang hayati maupun yang tidak hayati.
- Ilmu tentang perilaku yang disatu pihak menyoroti prilaku hewan, dan dilain pihak menyoroti perilaku manusia,yang terakhir ini sering kali dinamakan ilmu-ilmu sosial yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan yang masing-masing membahas suatu bidang di dalam kehidupan.
- Ilmu pengetahuan kerohanian, yang merupakan kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari perwujudan spiritual kehidupan bersama manusia.
Dari sudut penerapannya, maka biasanya dibedakan antara :
- Ilmu pengetahuan murni, bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak, yaitu mempertinggi mutunya.
- Ilmu pengetahuan terapan, bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut di dalam masyarakat dengan maksud untuk membantu masyarakat di dalam mengatasi masalah- masalah yang dihadapinya.
Ilmu-ilmu sosial juga berhubungan dengan sosiologi. ilmu sosial dinamakan demikian karna ilmu-ilmu tersebut mengambil masyarakat dan kehidupan manusia sebagai objek ajiannya. sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri karena telah memenuhi segenap unsur-unsur ilmu pengetahuan yang ciri-ciri utamanya adalah[11] :
- Sosiologi bersifat empiris
- Sosiologi bersifat teoritis
- Sosiologi bersifat kumulatif
- Sosiologi bersifat notetis
Masyarakat yang menjadi objek ilmu- ilmu sosial dapat dilihat sebagai sesuatu yang terdiri dari beberappa segi; ada segi ekonomi, yang antara lain yang bersangkut paut dengan produksi, distribusi dan penggunaan barang-barang dan jasa-jasa; ada pula segi kehidupan politik yang antara lain berhubungan dengan penggunaan kekuasaan dan masyarakat; dan lain-lain segi kehidupan[12].
Secara historis perkembangan pemikiran Sosiologi Ekonomi antara lain disebabkan oleh berkembangnya paham-paham, pemikiran-pemikiran dan teori-teori tentang ekonomi yang melihat cara kerja sistem ekonomi dengan menekankan pula pada aspek-aspek non-ekonomi.
Salah satu dari paham-paham, teori-teori, pemikiran-pemikiran yang mendukung perkembangan Sosiologi Ekonomi tersebut adalah Paham Merkantilisme, yang berpandangan, bahwa kekayaan dianggap sama dengan jumlah uang yang dimiliki oleh suatu negara dan cara untuk meningkatkan kekuasaan adalah dengan meningkatkan kekayaan Negara[13].
Didalam kehidupan masyarakat sebagai satu system maka bidang ekonomi hanya sebagai salah satu bagian atau subsistem saja. Oleh karena itu, didalam memahami aspek kehidupan ekonomi masyarakat maka perlu dihubungkan antara factor ekonomi dengan factor lain dalam kehidupan masyarakat tersebut. Factor-faktor tersebut antara lain: faktor agama dan nilai-nilai tradisional, ikatan kekeluargaan, etnisitas, dan stratifikasi sosial.
Sosiologi Ekonomi Sebagai Disiplin Ilmu
Pada mulanya, pada periode dominasi pemikiran-pemikiran filosofis, kegiatan ekonomi dan perilaku sosial tidak dapat dibedakan. Keduanya merupakan sebuah kesatuan. Namun seiring peradaban manusia yang semakin maju dan kompleks dengan segala variasinya, ilmu pengetahuan semakin spesifik dan terspesialisasi, ekonomi pun mulai terpisah dari ilmu sosial lainnya[14].
Baik Ekonomi maupun Sosiologi merupakan disiplin ilmu yang mapan. Munculnya ekonomi sebagai disiplin ilmu dapat terlihat dari fenomena ekonomi sebagai suatu gejala bagaimana cara individu atau masyarakat memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap jasa dan barang langka yang diawali oleh proses produksi, konsumsi dan konsumsi (pertukaran).
Dengan sendirinya dalam pemenuhan kebutuhannya atau dalam melakukan tindakan ekonomi, seseorang akan berhubungan dengan institusi-institusi sosial (dapat dikatakan: berinteraksi sosial) seperti pasar, rumah sakit, keluarga dan lainnya. Smelser mendefinisikan ilmu ekonomi: “studi mengenai cara individu atau masyarakat memilih, dengan atau memakai uang, untuk menggunakan sumber daya produktif yang dapat mempunyai alternatif untuk menghasilkan berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk konsumsi, sekarang atau masa depan, di antara berbagai orang dan kelompok orang dalam masyarakat.